Mani (2002) dalam penelitiannya menyatakan bahwa penilaian
kinerja penting dalam rangka pengembangan karyawan yang berkinerja tinggi
maupun rendah. Penilaian kinerja dapat menjadi sumber informasi bagi karyawan
maupun organisasi dalam rangka mengembangkan kinerja. Ghorpade dan Chen (1995)
menyatakan ada 3 alasan yang membuat fungsi penilaian kinerja begitu penting
kedudukannya dalam organisasi.
Pertama, karena fungsi penilaian kinerja merupakan
sesuatu yang inherent dan
tak terelakkan dalam setiap jenis organisasi. Pada kondisi ini, (1) organisasi mengetahui prestasi
para pekerjanya melalui penilaian kinerja yang dilakukannya, (2) Penilaian diperlukan untuk
menghitung kontribusi masing-masing individu terhadap kemajuan organisasi, dan (3) Penilaian kinerja formal dapat
melindungi organisasi dari tindakan-tindakan negatif para anggota organisasi.
Kedua, Fungsi penilaian kinerja merupakan kegiatan
yang penuh dengan konsekuensi-konsekuensi, baik terhadap individu-individu
dalam organisasi maupun bagi organisasi itu sendiri. Dari perspektif
organisasi, kelemahan-kelemahan sistem dan kesalahan-kesalahan praktik
penilaian kinerja akan berakibat terhadap ketidak-efektifan pelaksanaan fingsi-fungsi
SDM yang lainnya, seperti fungsi kompensasi, fungsi pelatihan dan pengembangan
dan sebagainya.
Ketiga, kegiatan penilaian kinerja merupakan suatu
kegiatan yang menghadapkan penilai pada kondisi yang mengharuskannya untuk
mendapatkan hasil penilaian yang bersih, akurat dan peringkat yang berdasarkan
pada jasa individual. Pada titik ini, fungsi penilaian kinerja bersama-sama
dengan variabel lainnya, menentukan tingkat pencapaian kinerja organisasi.
George dan Jones (2002)
menyatakan manfaat penilaian kinerja adalah untuk penyesuaian kompensasi,
keputusan penempatan dan pengembangan karir dan memberikan kesempatan kerja
yang adil, sehingga karyawan dapat memperbaiki kinerjanya. Hal ini akan
berdampak pada perbaikan perencanaan dan pengembangan organisasi untuk
menghadapi tantangan masa depan.
Pentingnya penilaian unjuk
kerja atau penilaian kinerja menurut Hariandja (2007) adalah:
- Penilaian unjuk kerja memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan-tindakan perbaikan untuk meningkatkan kinerja melalui feedback yang diberikan oleh organisasi
- Penyesuaian gaji, yaitu penilaian kinerja dapat dipakai sebagai informasi dalam menentukan kompensasi secara layak sehingga dapat memotivasi pegawai.
- Keputusan untuk penempatan, yaitu dapat dilakukannya penempatan sesuai dengan keahliannya.
- Pelatihan dan pengembangan, yaitu melalui penilaian akan diketahui kelamahan-kelemahan dari pegawai sehingga dapat ditentukan program pelatihan dan pengembangan yang lebih efektif.
- Perencanaan karier, yaitu organisasi dapat memberikan bantuan perencanaan karir bagi pegawai dan menyelaraskannya dengan kepentingan organisasi.
- Mengidentifikasi kelemahan-kelemahan dalam proses penempatan, yaitu unjuk kerja yang tidak baik menunjukkan adanya kelemahan dalam penempatan sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.
- Mengidentifikasi adanya kekurangan dalam desain pekerjaan, yaitu kekurangan kinerja akan menunjukkan adanya kekurangan dalam perancangan pekerjaan.
- Meningkatkan adanya perlakuan yang sama terhadap semua pegawai, yaitu dengan dilakukannya penilaian yang obyektif.
- Membantu pegawai mengatasi masalah eksternal, yaitu dengan penilaian unjuk kerja, atasan akan mengetahui apa yang menyebebkan terjadinya unjuk kerja yang jelek, sehingga atasn dapat membantu mengatasinya.
- Umpan balik pada pelaksanaan fungsi manajemen sumber daya manusia, yaitu dengan diketahuinya unjuk kerja pegawai secara keseluruhan dapat menjadi informasi sejauh mana fungsi sumber daya manusia berjalan baik atau buruk.
Penilaian kinerja menurut Werther
dan Davis (1996) mempunyai beberapa tujuan dan manfaat bagi organisasi dan
pegawai yang dinilai, yaitu:
- Performance Improvement. Yaitu memungkinkan pegawai dan manajer untuk mengambil tindakan yang berhubungan dengan peningkatan kinerjaan
- Compensation adjustment. Membantu para pengambil keputusan untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima kenaikan gaji atau sebaliknya.
- Placement decision. Menentukan promosi, transfer, dan demotion.
- Training and development needs mengevaluasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan bagi pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
- Carrer planning and development. Memandu untuk menentukan jenis karir dan potensi karir yang dapat dicapai.
- Staffing process deficiencies. Mempengaruhi prosedur perekrutan pegawai.
- Informational inaccuracies and job-design errors. Membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam manajemen sumber daya manusia terutama di bidang informasi job-analysis, job-design, dan sistem informasi manajemen sumber daya manusia.
- Equal employment opportunity. Menunjukkan bahwa placement decision tidak diskriminatif
- External challenges. Kadang-kadang kinerja pegawai dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti keluarga, keuangan pribadi, kesehatan, dan lain-lainnya. Biasanya faktor ini tidak terlalu kelihatan, namun dengan melakukan penilaian kinerja, faktor-faktor eksternal ini akan kelihatan sehingga membantu departemen sumber daya manusia untuk memberikan bantuan bagi peningkatan kinerja pegawai.
- Feedback. Memberikan umpan balik bagi urusan kepegawaian maupun bagi pegawai itu sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas
dapat disimpulkan bahwa tujuan dan manfaat penilaian kinerja adalah sebagai
sumber informasi bagi penentuan kebijakan strategi SDM perusahaan di masa depan,
sebagai suatu alat evaluasi kinerja serta sebagai alat untuk memetakan potensi
dari pegawai perusahaan.
thanks cantik! ini sangat membantu
BalasHapusSama-sama, semoga bermanfaat :)
BalasHapus