Sabtu, 20 Juli 2013

Key Performance Indicator

Key Performance Indicator (KPI) merupakan indikator-indikator kunci yang menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja perusahaan yang dijabarkan ke berbagai unit bisnis, level fungsional perusahaan sampai level operasional perusahaan (Wirawan, 2009). Key Performance Indicator (KPI) adalah sebuah matriks (terukur dan dapat diukur) yang menyatakan efektivitas dan efisiensi sebuah pekerjaan. KPI membandingkan antara kinerja actual dengan kinerja yang diharapkan dalam rangka pencapaian efektivitas, efisiensi serta kualitas suatu kinerja dan hasil (Cox, Issa, & Ahrenz, 2003).
Rampesad (Puspitasari, 2007) menyatakan bahwa KPI merupakan rencana kerja individu yang terdiri dari tolak ukur kinerja atau indicator kinerja, tujuan kerja dan target. Ada banyak indicator kinerja yang bisa digunakan untuk mengukur tetapi harus dipilih benar indicator-indikator yang menunjukkan efektif dan efisiensinya sebuah pekerjaan (Heru, dalam Permatasari 2010). Indikator-indikator tersebut diturunkan dengan menggunakan metode balance scorecard (BSC). Balance scorecard (BSC) membagi kinerja perusahaan dalam 4 perspektif pokok yaitu financial, internal business process, dan learning dan growth. Perspektif financial menampilkan kinerja perusahaan di masa lalu, sedangkan ketiganya merupakan kinerja masa depan. Itulah makna balance dalam BSC yaitu dalam menilai sebuah kinerja harus seimbang, karena kinerja perusahaan tidak bisa dilihat dari kinerja telah lalu (financial), akan tetapi hal-hal yang menentukan kinerja masa depan (customer, internal business process, dan learning dan growth) juga harus diperhatikan.
Tujuan strategis perusahaan menjadi acuan utama dalam pemilihan dan penggunaan Key Performance Indicator (KPI), dimana sebelumnya perusahaan harus menentukan factor penentu kesuksesan dalam usaha perusahaan untuk menjalankan strategi dan mencapai tujuannya (McCabe, 2003). Key Performance Indicator (KPI) yang ditetapkan unit usaha menjadi acuan pembuatan Key Performance Indicator (KPI) bagi personel atau karyawan yang bekerja di dalamnya.
Putti, Koontz dan Weihrich (Permatasari, 2010), menyebutkan bahwa tujuan kerja haruslah mengacu pada tanggungjawab pribadi, spesifik, dapat diukur, dibatasi oleh waktu, dapat dicapai dan adanya komitmen antara pegawai dengan atasan mereka. Tujuan-tujuan ini merupakan target-target spesifik dan dapat diukur dengan angka (kuantitatif), dan terkait dengan waktu pencapaian hasil-hasil yang diinginkan (Gaspersz, dalam Permatasari, 2010). Tujuan individu juga harus sesuai dengan tujuan organisasi yang telah disepakati sehingga dalam penyusunan indicator-indikator kinerja dapat menunjukkan adanya kemajuan dari tujuan yang disepakati sebelumnya (Franchet, 1999). Oleh karena itu tujuan individu harus dirumuskan sedemikian rupa agar menantang dan dapat dicapai.
Menurut Permatasari (2010), perumusan tujuan atau target-target tersebut harus menggunakan kriteria SMART (Specific, Measurable, Aggressive but Attainable, Result oriented, and Time bound. Specific diartikan bahwa tujuan harus merefleksikan tindakan-tindakan spesifik, cukup terperinci untuk dipahami dan memberikan arah yang jelas, bukan cara untuk mecapai tujuan. Measurable (dapat diukur), yaitu tujuan harus dapat diukur untuk menentukan kapan tujuan itu telah tercapai. Aggressive but attainable (agresif tetapi dapat dicapai), yaitu jika tujuan menjadi standar untuk pencapaian, tujuan itu harusnya menantang namun masih memungkinkan untuk dicapai melalui usaha-usaha yang sistematik. Result-oriented (berorientasi hasil), yaitu tujuan harus menyatakan suatu hasil. Time-bound (berbatas hasil), yaitu suatu periode waktu yang relative pendek untuk mencapai tujuan, dari beberapa minggu sampai paling lama satu tahun (Gasperz dalam Permatasari, 2010). Target kinerja menurut Niven (Puspitasari, 2007), menunjukkan hasil yang ingin dicapai dalam pengukuran kinerja, pembandingan antara hasil kerja yang telah dicapai dengan target yang telah ditetapkan akan menghasilkan sebuah nilai kinerja. Dengan adanya target kerja maka setiap pegawai memiliki acuan dalam bertindak, mengambil keputusan dan dalam menggunakan sarana dan prasarana yang tepat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar