Sabtu, 21 Juli 2012

Who are we in this complicated world?

If we come to sleep
we are God’s drowsy ones.
and if we come to wake
we are in God’s hands.

if we come to weeping,
we are God’s cloud full of raindrops.

and if we come to laughing,
we are God’s lightning in that moment.

if we come to anger and battle,
it is the reflection of God’s wrath.

and if we come to peace and pardon,
it is the reflection of God’s love.

who are we in this complicated world?
————————————————
Jika kita tidur,
kita adalah pengantuk bagiNya
Dan jika kita bangun,
kita adalah tangan bagiNya

Jika kita menangis,
kita adalah awanNya yang penuh air mata

Dan jika kita tertawa,
kita adalah cahaya bagiNya saat itu

Jika kita marah dan bertengkar,
itu adalah cermin kemurkaanNya

Dan jika kita berdamai dan memaafkan,
itulah cermin cintaNya

Siapakah kita di dunia yang rumit ini?
————————————————
(Jalaluddin Rumi)

1 komentar:

  1. KITA BUKANLAH SIAPA-SIAPA

    bagaimana kita bisa jadi siapa...
    saat kita terkantuk, kita tutup mata ini kadang lupa untuk mengingat dan menyebut asmaNya. Belum menjadi pengantuk bagiNya

    bagaimana kita bisa jadi siapa...
    saat kita terjaga, tangan ini, mata ini, mulut ini, telinga ini, kaki ini, dan seluruh anggota tubuh ini kadang masih gemar melakukan maksiat kepadaNya. Belum menjadi tangan bagiNya

    bagainama kita bisa jadi siapa...
    saat kita menangis, yang kita tangisi kadang hal-hal yang bersifat duniawi belaka dan kadang pula kita lupa bersyukur atas nikmatNya. Belum menjadi awanNya yang penuh limpahan air.

    bagaimana kita bisa jadi siapa...
    saat kita tertawa, kita tertawa terbahak-bahak dengan menertawakan kadang kejelekan orang lain, kadang kekurangan orang lain, kadang membantah orang tua, kadang mengabaikan sesama. Belum menjadi cahaya bagiNya.

    bagaimana kita bisa jadi siapa...
    saat kita marah, kemarahan kita meluap-luap didorong oleh kadang nafsu amarah kita, kadang kita mengedepankan keAKUan pada pemikiran dan logika semata yang menurut kita benar, kadang keegoan kita, kadang keras kepala kita, kadang kita sulit menerima nasehat orang lain. belum menjadi cerminan indah murkaNya.

    bagaimana kita bisa jadi siapa...
    saat kita memaafkan, kadang masih terbesit rasa dongkol, jengkel, hasut, cela. Belum ikhlas memaafkan dan kita kadang merasa benar sendiri. belum bisa menjadi cermin CintaNya.

    Jadi siapakah kita di dunia yang penuh keteratur ini...?
    kita Hanya seorang makhluk yg berusaha menyembah pada sang Kholik.
    mengokohkan esensi kehidupan kita di dunia ini menjadi pemimpin baik memimpin diri sendiri dan sesama.

    Bila kita ingin mengenal siapa kita sebenarnya kenalilah diri kita sendiri, dan darinya kita akan mengenal Tuhan kita (al-hadist).

    BalasHapus