Key Performance Indicator (KPI) merupakan indikator-indikator
kunci yang menjadi tolak ukur dalam penilaian kinerja perusahaan yang
dijabarkan ke berbagai unit bisnis, level fungsional perusahaan sampai level
operasional perusahaan (Wirawan, 2009). Key
Performance Indicator (KPI) adalah sebuah matriks (terukur dan dapat
diukur) yang menyatakan efektivitas dan efisiensi sebuah pekerjaan. KPI
membandingkan antara kinerja actual dengan kinerja yang diharapkan dalam rangka
pencapaian efektivitas, efisiensi serta kualitas suatu kinerja dan hasil (Cox,
Issa, & Ahrenz, 2003).
Rampesad (Puspitasari, 2007) menyatakan bahwa KPI merupakan rencana kerja
individu yang terdiri dari tolak ukur kinerja atau indicator kinerja, tujuan
kerja dan target. Ada banyak indicator kinerja yang bisa digunakan untuk
mengukur tetapi harus dipilih benar indicator-indikator yang menunjukkan
efektif dan efisiensinya sebuah pekerjaan (Heru, dalam Permatasari 2010).
Indikator-indikator tersebut diturunkan dengan menggunakan metode balance scorecard (BSC). Balance scorecard (BSC) membagi
kinerja perusahaan dalam 4 perspektif pokok yaitu financial, internal business
process, dan learning dan growth. Perspektif financial
menampilkan kinerja perusahaan di masa lalu, sedangkan ketiganya merupakan
kinerja masa depan. Itulah makna balance
dalam BSC yaitu dalam menilai sebuah kinerja harus seimbang, karena kinerja
perusahaan tidak bisa dilihat dari kinerja telah lalu (financial), akan tetapi hal-hal yang menentukan kinerja masa depan (customer, internal business process, dan learning
dan growth) juga harus diperhatikan.
Tujuan strategis perusahaan menjadi acuan utama dalam pemilihan dan
penggunaan Key Performance Indicator (KPI),
dimana sebelumnya perusahaan harus menentukan factor penentu kesuksesan dalam
usaha perusahaan untuk menjalankan strategi dan mencapai tujuannya (McCabe,
2003). Key Performance Indicator (KPI)
yang ditetapkan unit usaha menjadi acuan pembuatan Key Performance Indicator (KPI) bagi personel atau karyawan yang
bekerja di dalamnya.
Putti, Koontz dan Weihrich (Permatasari, 2010), menyebutkan bahwa tujuan
kerja haruslah mengacu pada tanggungjawab pribadi, spesifik, dapat diukur,
dibatasi oleh waktu, dapat dicapai dan adanya komitmen antara pegawai dengan
atasan mereka. Tujuan-tujuan ini merupakan target-target spesifik dan dapat
diukur dengan angka (kuantitatif), dan terkait dengan waktu pencapaian
hasil-hasil yang diinginkan (Gaspersz, dalam Permatasari, 2010). Tujuan
individu juga harus sesuai dengan tujuan organisasi yang telah disepakati
sehingga dalam penyusunan indicator-indikator kinerja dapat menunjukkan adanya
kemajuan dari tujuan yang disepakati sebelumnya (Franchet, 1999). Oleh karena
itu tujuan individu harus dirumuskan sedemikian rupa agar menantang dan dapat
dicapai.
Menurut Permatasari (2010), perumusan tujuan atau target-target tersebut
harus menggunakan kriteria SMART (Specific,
Measurable, Aggressive but Attainable, Result oriented, and Time bound. Specific diartikan bahwa tujuan harus
merefleksikan tindakan-tindakan spesifik, cukup terperinci untuk dipahami dan
memberikan arah yang jelas, bukan cara untuk mecapai tujuan. Measurable (dapat diukur), yaitu tujuan
harus dapat diukur untuk menentukan kapan tujuan itu telah tercapai. Aggressive but attainable (agresif
tetapi dapat dicapai), yaitu jika tujuan menjadi standar untuk pencapaian,
tujuan itu harusnya menantang namun masih memungkinkan untuk dicapai melalui
usaha-usaha yang sistematik. Result-oriented
(berorientasi hasil), yaitu tujuan harus menyatakan suatu hasil. Time-bound (berbatas hasil), yaitu suatu
periode waktu yang relative pendek untuk mencapai tujuan, dari beberapa minggu
sampai paling lama satu tahun (Gasperz dalam Permatasari, 2010). Target kinerja
menurut Niven (Puspitasari, 2007), menunjukkan hasil yang ingin dicapai dalam
pengukuran kinerja, pembandingan antara hasil kerja yang telah dicapai dengan
target yang telah ditetapkan akan menghasilkan sebuah nilai kinerja. Dengan
adanya target kerja maka setiap pegawai memiliki acuan dalam bertindak,
mengambil keputusan dan dalam menggunakan sarana dan prasarana yang tepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar